Tuesday, December 31, 2013

Lombok, Harus Balik ke Sini Lagi

Hi! Akhirnya bisa kembali ke sini dengan selamat, heheu. Baru abis mendarat dari Lombok ni ceritanya. Jangan berbaik sangka dulu ya, bukan dalam rangka liburan ko, lagi ada urusan kerjaan :(

Karena urusan kerjaan itulah, jadinya kurang menikmati keliling Lomboknya. Padahal ini pertama kalinya lho saya ke sana, hehe. Akan beda cerita kalau di sana buat liburan kali ya, hahah. 

Meski disambut hujan rintik-rintik, saya langsung jatuh cinta sama pulau ini. Tiga hari di sana kebetulan cuaca lagi hujan terus. Ya iya lah ya, wong Bulan Desember. Yang saya suka dari Lombok itu, pertama, alamnya masih natural. Kedua, penduduknya juga ramah dan lugu, nggak beda jauh sama penduduk di desa-desa di Jawa, IMO sih. Ketiga, karena mayoritas warga Lombok adalah muslim, nggak sulit nemu masjid/mushola. Keempat, jalanannya juga udah banyak yang aspal halus, meski nggak selebar jalan-jalan protokol Jakarta ya. Kelima, kulinernya enak, masuk banget buat lidah saya. 

Kayaknya saya nggak usah banyak cerita, soalnya pasti banyak yang udah lebih tau soal Lombok kan. Pantai-pantainya ituuu Subhanallah, turquoise banget! Bahkan pas lagi musim hujan gini ya. Maafkan saya yang pada dasarnya nggak terlalu suka pantai, jadi norak banget gini sekalinya liat pantai. Terus sepanjang pengamatan saya, warganya juga sangat cinta lingkungan, nggak buang sampah sembarangan. Tapi sayangnya, sejenis kita-kita ini, turis-turis domestik yang main kadang suka nyampah seenaknya, padahal udah ada tempat sampahnya :(



Gambar ini diambil di Giri Nanggu, di daerah Lombok Barat, sekitar lima belas menit nyebrang dari Pantai Sekotong. Tu kan, bersiiih banget pantainya. Kata temen saya, di sini bagus banget buat snorkeling. Saya sih nggak tau, soalnya nggak bisa, hehe. Menurut teman saya lagi, tempat ini jauh lebih cantik dibanding Gili Trawangan. Saya sih percaya aja, soalnya belum pernah ke sana juga, hahah.



Kalau yang ini diambil di Bukit Nipah. Dari tempat ini, kita bisa melihat tiga gili sekaligus, Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan. Sayang kemarin tiga gilinya nggak terlalu kliatan jelas karena lagi mendung.



Yang ini lagi ujan-ujanan di Tanjung Aan. Tu lihat mendungnya gelap banget. Di sini kita cuma mampir bentar aja sih. Dan lagi sepi juga, terus nggak tau mau ngapain, hehe.

Selain pantai-pantainya yang cuantik-cuantik, Lombok masih punya beberapa tempat menarik untuk dikunjungi. Desa Tradisional Sade, misalnya, yang dihuni penduduk asli Lombok, Suku Sasak. Di sini mereka masih hidup dengan menjunjung tinggi nilai-nilai adatnya.




(photo by Moy)
Menurut cerita mas-mas penduduk asli Desa Sade yang sekaligus jadi tour guide kita, mata pencaharian penduduk di sini sebagian besar adalah bertani, untuk kaum lelakinya. Sementara, kaum perempuannya jago menenun. Oiya, masih dari penjelasan guide, padi hasil bertani mereka itu murni untuk konsumsi sendiri, tidak untuk diperjualbelikan. Terus dapet uang dari mana? Dari hasil penjualan kain tenun yang dibuat oleh kaum hawanya. Katanya sih.

Pokoknya nanti harus balik lagi ke sini buat liburan, nabung dulu yang banyak. Sementara libur tahun baru main ke Jogja aja kali ya, yang murah :D



Wednesday, December 11, 2013

Tutorial: DIY Face Cover {Masker}

Yak, meski telat, saya ingin menyampaikan keprihatinan atas musibah kecelakaan yang melibatkan commuter line dan truk pengangkut BBM di daerah Bintaro yang terjadi Senin kemarin. Semoga kejadian kemarin adalah yang terakhir, jangan sampai terulang lagi, aamiin.

Singkat cerita, kita jadi full-time bikers lagi ni, setelah kemarin-kemarin sempet jadi part-time roker, hehe. Dan, mengingat bersihnya udara Jakarta apalagi di jam-jam pulang kantor, suami request minta dibikinin masker. Bukan masker bengkoang ya, tapi masker penutup muka itu lho, untuk meminimalisir masuknya debu dan asap ke hidung dan mulut. Ini mintanya udah kayak Roro Jonggrang aja, semalam harus selesai. Sejam malah. 

Karena nggak ada contohnya, jadilah saya ngarang-ngarang aja kira-kira bentuknya gimana. Alhamdulillah, setelah utak-atik sekitar sejam, jadi deh maskernya. Nggak sia-sia dulu pas kuliah sering asal ngarang pas ujian, hihi. 




Buat yang mau bikin juga, ini step by stepnya:

1. Siapkan perlengkapannya dulu:
    - 2 potong kain dengan ukuran @ 22 x 14 cm
    - 2 buah tali katun, @ 30 cm
    - benang




2. Ambil salah satu bahan kain, bagian luar/bagus  menghadap ke atas. Pada sisi terpendek persegi panjang {bagian yang panjangnya 14 cm}, ukur dan tandai dari ujung bagian atasnya sepanjang 3 cm. Lalu letakkan tali katun di sebelah kiri dan kanannya. Untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini ya,



3. Ambil kain sisanya, letakkan tepat di atas tumpukan sebelumnya, dengan posisi bagian luar/bagusnya menghadap ke bawah. Semacam jadi sandwich gitu. Sematkan jarum di sekelilingnya biar nggak lari kemana-mana ya



4. Jahit di sekeliling 'sandwich' persegi panjang ini dengan lebar jahitan kurang lebih 1 cm. Di salah satu sisinya, sisakan sekitar 8 cm, jangan dijahit ya. Hehe, kalau bingung sama penjelasannya. lihat ilustrasi di bawah ini aja. Jahit hanya yang ditandai dengan garis putus-putus ya.



5. Setelah selesai dijahit, balik sandwichnya melalui lubang 8 cm yang tadi kita sisakan. Penampakannya kurang lebih jadi begini:



6. Setelah dibalik, jahit mengelilingi persegi panjang. Kali ini benar-benar mengelilingi semua sisinya ya. Kalau mau, boleh pakai pola-pola jahitan lain selain pola jahitan lurus. 


7. Jangan lupa untuk merapikan bagian ujung-ujung tali katunnya, biar seratnya nggak awut-awutan kemana-mana. Ambil sekitar 1 cm ujung tali lalu lipat dan lipat lagi {jadi ngelipatnya dua kali ya}. Jahit mengelilingi lipatan tali {hasil jahitannya kurang lebih berbentuk persegi}. Lalu bentuk jahitan menyerupai huruf X di dalam persegi {opsional, nggak juga nggak papa}.


Udah, jadi deh maskernya. Siap dipakai mengarungi Jakarta, yay!



Maaf ya {lagi-lagi} fotonya seadanya. Suwer, udah niat motoin step by step bikiinya pake kamera, tapi  pas mau dipake ternyata mati, dan ternyata  lagi chargernya ketinggalan :( Kalau ada yang kurang jelas feel free to ask me ya {cieh sok banget deh}. Selamat mencoba :)




Monday, December 2, 2013

DIY: Nursing Cover untuk Mama Baru

Menjelang akhir tahun banyak kabar gembira datang dari teman dan kerabat yang sedang menyambut kehadiran anggota baru di keluarganya. Waaahooo, senangnya {doakan semoga kita bisa segera nyusul juga ya}

Untuk melengkapi kebahagiaan mereka, kayaknya oke banget kalau bisa kasih sesuatu yang dibuat khusus buat mereka, sesuatu yang spesial. Something handmade yang bisa bermanfaat, yang nggak pasaran, yang kalau lagi dipakai, mereka akan terngiang-ngiang akan eksistensi kita. {Bahasanya dewa banget nggak sih


Jadi inget beberapa bulan lalu, hubby request minta dibikinin sesuatu buat teman kantornya yang lagi persiapan lahiran. Nah lo. Untung sekarang udah bukan zaman flintstone, jadi bisa browsing buat nyari inspirasi. Setelah clingak-clinguk sana-sini, akhirnya nemu ini ni, DIY nursing cover. Sesuai namanya, benda ini fungsinya ya untuk nutupin si ibu yang mau menyusui babynya, kurang lebih gitu deh :D



(via)
Setelah hunting bahannya, utak-atik dan sedikit improvisasi, selesailah nursing cover pertama saya. Voila! This is it, DIY nursing cover ala jeng nita, hahah. Untuk tali lehernya, saya ganti pakai velcro karena nggak sempet nyari D-ring. {maaf ya gambarnya seadanya, ini dulu nggak sempet moto-moto, cuma satu ini aja dokumentasinya, pake hape lagi, heheh





Kabar baiknya, si nursing cover ini bisa diterima dengan baik sama si temennya hubby. Katanya sih emang lagi butuh banget nursing cover, tapi belum sempet-sempet sampai menjelang cuti {gift ini kita kasih sehari sebelum dia cuti}. Terus, katanya dia juga suka banget, Alhamdulillah {e tapi nggak tau suka beneran apa nggak ya, barangnya acak adut gitu}.

Lain kali kepikiran buat bikin gift lain kayak baby blanket atau semacamnya. Aaaaak nggak sabar hunting bahan, hehe.

Anyway, selamat hujan-hujanan buat yang kehujanan ya ;)