Tuesday, December 31, 2013

Lombok, Harus Balik ke Sini Lagi

Hi! Akhirnya bisa kembali ke sini dengan selamat, heheu. Baru abis mendarat dari Lombok ni ceritanya. Jangan berbaik sangka dulu ya, bukan dalam rangka liburan ko, lagi ada urusan kerjaan :(

Karena urusan kerjaan itulah, jadinya kurang menikmati keliling Lomboknya. Padahal ini pertama kalinya lho saya ke sana, hehe. Akan beda cerita kalau di sana buat liburan kali ya, hahah. 

Meski disambut hujan rintik-rintik, saya langsung jatuh cinta sama pulau ini. Tiga hari di sana kebetulan cuaca lagi hujan terus. Ya iya lah ya, wong Bulan Desember. Yang saya suka dari Lombok itu, pertama, alamnya masih natural. Kedua, penduduknya juga ramah dan lugu, nggak beda jauh sama penduduk di desa-desa di Jawa, IMO sih. Ketiga, karena mayoritas warga Lombok adalah muslim, nggak sulit nemu masjid/mushola. Keempat, jalanannya juga udah banyak yang aspal halus, meski nggak selebar jalan-jalan protokol Jakarta ya. Kelima, kulinernya enak, masuk banget buat lidah saya. 

Kayaknya saya nggak usah banyak cerita, soalnya pasti banyak yang udah lebih tau soal Lombok kan. Pantai-pantainya ituuu Subhanallah, turquoise banget! Bahkan pas lagi musim hujan gini ya. Maafkan saya yang pada dasarnya nggak terlalu suka pantai, jadi norak banget gini sekalinya liat pantai. Terus sepanjang pengamatan saya, warganya juga sangat cinta lingkungan, nggak buang sampah sembarangan. Tapi sayangnya, sejenis kita-kita ini, turis-turis domestik yang main kadang suka nyampah seenaknya, padahal udah ada tempat sampahnya :(



Gambar ini diambil di Giri Nanggu, di daerah Lombok Barat, sekitar lima belas menit nyebrang dari Pantai Sekotong. Tu kan, bersiiih banget pantainya. Kata temen saya, di sini bagus banget buat snorkeling. Saya sih nggak tau, soalnya nggak bisa, hehe. Menurut teman saya lagi, tempat ini jauh lebih cantik dibanding Gili Trawangan. Saya sih percaya aja, soalnya belum pernah ke sana juga, hahah.



Kalau yang ini diambil di Bukit Nipah. Dari tempat ini, kita bisa melihat tiga gili sekaligus, Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan. Sayang kemarin tiga gilinya nggak terlalu kliatan jelas karena lagi mendung.



Yang ini lagi ujan-ujanan di Tanjung Aan. Tu lihat mendungnya gelap banget. Di sini kita cuma mampir bentar aja sih. Dan lagi sepi juga, terus nggak tau mau ngapain, hehe.

Selain pantai-pantainya yang cuantik-cuantik, Lombok masih punya beberapa tempat menarik untuk dikunjungi. Desa Tradisional Sade, misalnya, yang dihuni penduduk asli Lombok, Suku Sasak. Di sini mereka masih hidup dengan menjunjung tinggi nilai-nilai adatnya.




(photo by Moy)
Menurut cerita mas-mas penduduk asli Desa Sade yang sekaligus jadi tour guide kita, mata pencaharian penduduk di sini sebagian besar adalah bertani, untuk kaum lelakinya. Sementara, kaum perempuannya jago menenun. Oiya, masih dari penjelasan guide, padi hasil bertani mereka itu murni untuk konsumsi sendiri, tidak untuk diperjualbelikan. Terus dapet uang dari mana? Dari hasil penjualan kain tenun yang dibuat oleh kaum hawanya. Katanya sih.

Pokoknya nanti harus balik lagi ke sini buat liburan, nabung dulu yang banyak. Sementara libur tahun baru main ke Jogja aja kali ya, yang murah :D



Wednesday, December 11, 2013

Tutorial: DIY Face Cover {Masker}

Yak, meski telat, saya ingin menyampaikan keprihatinan atas musibah kecelakaan yang melibatkan commuter line dan truk pengangkut BBM di daerah Bintaro yang terjadi Senin kemarin. Semoga kejadian kemarin adalah yang terakhir, jangan sampai terulang lagi, aamiin.

Singkat cerita, kita jadi full-time bikers lagi ni, setelah kemarin-kemarin sempet jadi part-time roker, hehe. Dan, mengingat bersihnya udara Jakarta apalagi di jam-jam pulang kantor, suami request minta dibikinin masker. Bukan masker bengkoang ya, tapi masker penutup muka itu lho, untuk meminimalisir masuknya debu dan asap ke hidung dan mulut. Ini mintanya udah kayak Roro Jonggrang aja, semalam harus selesai. Sejam malah. 

Karena nggak ada contohnya, jadilah saya ngarang-ngarang aja kira-kira bentuknya gimana. Alhamdulillah, setelah utak-atik sekitar sejam, jadi deh maskernya. Nggak sia-sia dulu pas kuliah sering asal ngarang pas ujian, hihi. 




Buat yang mau bikin juga, ini step by stepnya:

1. Siapkan perlengkapannya dulu:
    - 2 potong kain dengan ukuran @ 22 x 14 cm
    - 2 buah tali katun, @ 30 cm
    - benang




2. Ambil salah satu bahan kain, bagian luar/bagus  menghadap ke atas. Pada sisi terpendek persegi panjang {bagian yang panjangnya 14 cm}, ukur dan tandai dari ujung bagian atasnya sepanjang 3 cm. Lalu letakkan tali katun di sebelah kiri dan kanannya. Untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini ya,



3. Ambil kain sisanya, letakkan tepat di atas tumpukan sebelumnya, dengan posisi bagian luar/bagusnya menghadap ke bawah. Semacam jadi sandwich gitu. Sematkan jarum di sekelilingnya biar nggak lari kemana-mana ya



4. Jahit di sekeliling 'sandwich' persegi panjang ini dengan lebar jahitan kurang lebih 1 cm. Di salah satu sisinya, sisakan sekitar 8 cm, jangan dijahit ya. Hehe, kalau bingung sama penjelasannya. lihat ilustrasi di bawah ini aja. Jahit hanya yang ditandai dengan garis putus-putus ya.



5. Setelah selesai dijahit, balik sandwichnya melalui lubang 8 cm yang tadi kita sisakan. Penampakannya kurang lebih jadi begini:



6. Setelah dibalik, jahit mengelilingi persegi panjang. Kali ini benar-benar mengelilingi semua sisinya ya. Kalau mau, boleh pakai pola-pola jahitan lain selain pola jahitan lurus. 


7. Jangan lupa untuk merapikan bagian ujung-ujung tali katunnya, biar seratnya nggak awut-awutan kemana-mana. Ambil sekitar 1 cm ujung tali lalu lipat dan lipat lagi {jadi ngelipatnya dua kali ya}. Jahit mengelilingi lipatan tali {hasil jahitannya kurang lebih berbentuk persegi}. Lalu bentuk jahitan menyerupai huruf X di dalam persegi {opsional, nggak juga nggak papa}.


Udah, jadi deh maskernya. Siap dipakai mengarungi Jakarta, yay!



Maaf ya {lagi-lagi} fotonya seadanya. Suwer, udah niat motoin step by step bikiinya pake kamera, tapi  pas mau dipake ternyata mati, dan ternyata  lagi chargernya ketinggalan :( Kalau ada yang kurang jelas feel free to ask me ya {cieh sok banget deh}. Selamat mencoba :)




Monday, December 2, 2013

DIY: Nursing Cover untuk Mama Baru

Menjelang akhir tahun banyak kabar gembira datang dari teman dan kerabat yang sedang menyambut kehadiran anggota baru di keluarganya. Waaahooo, senangnya {doakan semoga kita bisa segera nyusul juga ya}

Untuk melengkapi kebahagiaan mereka, kayaknya oke banget kalau bisa kasih sesuatu yang dibuat khusus buat mereka, sesuatu yang spesial. Something handmade yang bisa bermanfaat, yang nggak pasaran, yang kalau lagi dipakai, mereka akan terngiang-ngiang akan eksistensi kita. {Bahasanya dewa banget nggak sih


Jadi inget beberapa bulan lalu, hubby request minta dibikinin sesuatu buat teman kantornya yang lagi persiapan lahiran. Nah lo. Untung sekarang udah bukan zaman flintstone, jadi bisa browsing buat nyari inspirasi. Setelah clingak-clinguk sana-sini, akhirnya nemu ini ni, DIY nursing cover. Sesuai namanya, benda ini fungsinya ya untuk nutupin si ibu yang mau menyusui babynya, kurang lebih gitu deh :D



(via)
Setelah hunting bahannya, utak-atik dan sedikit improvisasi, selesailah nursing cover pertama saya. Voila! This is it, DIY nursing cover ala jeng nita, hahah. Untuk tali lehernya, saya ganti pakai velcro karena nggak sempet nyari D-ring. {maaf ya gambarnya seadanya, ini dulu nggak sempet moto-moto, cuma satu ini aja dokumentasinya, pake hape lagi, heheh





Kabar baiknya, si nursing cover ini bisa diterima dengan baik sama si temennya hubby. Katanya sih emang lagi butuh banget nursing cover, tapi belum sempet-sempet sampai menjelang cuti {gift ini kita kasih sehari sebelum dia cuti}. Terus, katanya dia juga suka banget, Alhamdulillah {e tapi nggak tau suka beneran apa nggak ya, barangnya acak adut gitu}.

Lain kali kepikiran buat bikin gift lain kayak baby blanket atau semacamnya. Aaaaak nggak sabar hunting bahan, hehe.

Anyway, selamat hujan-hujanan buat yang kehujanan ya ;)





Tuesday, November 26, 2013

Sweetie Sweet Pouches

Hi! Akhirnya bisa ketemu lagi setelah sebulan absen dari dunia maya, baru kelar bertapa dari negeri antah berantah. Seperti lazimnya hari-hari menjelang akhir tahun, Jakarta lagi hujan. Daan kalau lagi hujan, dingin-dingin gini paling enak ngayal if I were a domestic goddess {apa? serius? kayak yang bisa masak dan beberes rumah aja jadi at least, nggak mikirin pulang kantor macetnya kayak apa, sampai rumah jam berapa, hehe.

Kalau nggak wajib ngantor, hujan-hujan gini di rumah paling enak minum coklat anget sambil nongkrong di craft/sewing room {kalau punya}, bikin apa gitu untuk ngisi waktu menjelang senja. Aaah banyakan ngayal ni *plaaaak *inget utang *sadar lagi.

Oiya, hasil bebersih picture gallery pagi tadi, nemu beberapa hasil belajar jahit dulu. Pouch-pouch yang saya jahit sendiri, belum rapi, tapi ternyata bisa jadi juga :D


Dulu pas lagi bikin drawstring pouch ini, sebenernya nggak tau mau dipakai buat apa kalau udah jadi, asal bikin aja. Sekarang drawstring pouch ini jadi tempat mukena yang selalu ada di tas. Sukaaa banget sama paduan warnanya ;)


Kalau bow pouch ini proses jahitnya sedikit lebih susyeh dibanding drawstring pouch yang emang gampang buatnya. Pasang zippernya jadi tantangan tersendiri buat newbie kayak saya ini, bikin keringetan. Tapi pas udah jadi, seneng liat hasilnya. Sekarang pouch ini sudah berpindah tangan, diadopsi sama teman kantor. Baik-baik sama mama baru ya nak.


Yang terakhir ini yang bikinnya paling lama, karena banyak detailnya. Step-stepnya agak ribet, disambung, disetrika, sambung lagi, setrika lagi, sambung lagi, dan seterusnya dan seterusnya, belum lagi jahit resleting Jepangnya. Karena proses pembuatannya yang paling butuh effort, sekarang pouch ini jadi kesayangan. Makeup saya {yang cuma bedak, lipbalm, eyeliner, maskarasekarang udah punya rumah sendiri kalau dibawa pergi-pergi. 

Pengen deh bikin pouch-pouch lagi. Semoga deadline kerjaan bisa selesai tepat waktu. Semoga hujannya nggak bikin banjir/genangan, jadi jalanan Jakarta lebih bersahabat, kalau macet, macetnya nggak usah keterlaluan ya. Semoga sampai rumah ngantuknya bisa ditahan.

Happy Snowvember everybody! Eh di Jakarta kan adanya hujan air ya, ralat jadi Happy Rainember aja deh, hehe, maksa. Have a nice November :)



Thursday, October 24, 2013

Sulap Kardus Bekas Jadi Barang Berkelas {Plus Tutorial}

Punya kardus bekas di rumah? Saya punya. Banyak. Dari yang ukurannya gede sampai yang kecil-kecil. Dari yang tebal sampai yang tipis. Udah hobi 'nyampah' sih, dari dulu sukaaaa banget nyimpenin kardus-kardus bekas dan semacamnya. 

Beberapa kali dapet nota protes dari suami sih, hehe. Habis gimana dong, kalau mau dibuang kan sayang, itu kardus masih mulus-mulus, sayang aja rasanya kalau menelantarkan mereka di bak sampah, menunggu diangkut truk ke tempat pembuangan akhir. Hiiiiii, nggak tega bayanginnya. Lebay deh.

Dulu awalnya saya nyimpenin kardus-kardus bekas tu tujuannya palingan cuma buat jaga-jaga aja, siapa tau nanti pas mau kasih kado kebetulan bendanya yang mau dikadoin ini perlu di-repackage. Atau kalau nggak, pas mau kirim paket, misalnya, biar barang yang dipaketin ini bisa selamat sampai tujuan, kan perlu dikemas seaman mungkin. 

Tapiii sekarang-sekarang ini jadi lebih tergoda untuk me-reuse koleksi kardus-kardus saya itu {salah satu reuse project saya bisa dilihat di sini}. Bisa memberikan 'hidup baru' ke barang-barang yang tadinya mungkin udah nggak kepakai itu rasanyaaaa amajing, apalagi bisa membantu mengurangi sampah juga kan.

Di bawah ini ada 5 barang keren hasil reuse kardus bekas. Siapa tau bisa menginsiprasi kita semua. Ssssttt, ada tutorialnya juga lho. Check them out ;)

1. Mini Pocket Notebook

{courtesy of cremedelacraft.com}

Cantik ya? Percaya nggak kalau itu dibuat dari kardus bekas sereal? Hoho, pengen bikin juga? Cek di sini untuk tutorialnya. 

2. Magazine Holder (Tempat Majalah)

{courtesy of spoonful.com}

Masih dari kardus bekas sereal, bisa juga disulap jadi tempat majalah cantik seperti ini. Tutorialnya ada di sini

3. Storage Box (Kotak Serbaguna)

{courtesy of diyonthecheap.com}

Kalau punya kardus yang agek gedean, kayak kardus aq*a atau ind*mie, cocok dibikin storage box seperti ini. Tinggal lapisi pakai kain motif apa saja yang kita suka, tambahin hiasan dari pita, dan voila! Jadi deh storage box yang nggak kalah keren dari keluaran inf*rma, Cek tutorialnya di sini.

4. Cardboard Chest (Laci Kardus)

{courtesy of usefuldiy.com}

Percaya nggak kalau laci-laci yang cantik ini dibuat dari kardus bekas? Buktikan di sini

5. Desk Organizer

{courtesy of diy-crafts-tutorials.blogspot.com}

Desk organizer ini dibuat dari kardus bekas aneka jenis, mulai dari kotak bekas sereal sampai rol tissue bekas. Lihat deh gimana sentuhan art paper bekerja. Selain lebih rapi, meja kerja kita juga bisa jadi lebih cantik dengan desk organizer buatan sendiri ini. Coba bikin yuk, cek tutorialnya di sini.


Tu kan, barang-barang bekas ternyata bisa diubah jadi barang berkelas. Dengan sentuhan tangan, selain mengurangi sampah, kita juga bisa menghemat uang belanja, lho ibu-ibu, heheh. Selamat mencoba ;)



Tuesday, October 22, 2013

Weekend Escape: Empat Jam di Bogor


Setelah menghabiskan hari-hari libur panjang dengan cuma di rumah aja, akhir pekan kemarin kita maksa buat jalan-jalan seadanya. Yang penting keluar rumah. Pilihan jatuh ke Bogor, yang gampang dan nggak ribet dan banyak makanannya.


us


How do we got there?
Biar praktis, kita naik kereta commuter line. Kita berangkat dari Stasiun Pondok Ranji ke Tanah Abang, kereta jam 7.30. Dari Tanah Abang nyambung kereta yang ke arah Depok/Bogor. Karena yang datang duluan kereta ke Depok, jadi kita naik yang ke Depok, baru pas sampai Depok nyambung lagi yang ke Bogor. Sampai Bogor sekitar jam 9 lewat. Terdengar ribet? Tenang, aslinya sih nggak seribet penjelasan saya ini kok, hehe. Total yang kita keluarkan untuk tiket kereta ini sekitar Rp7 ribuan saja per orang.

What do we did?
Sampai di Bogor kita sarapan bubur ayam di depan Taman Topi. Buburnya enak, kuahnya berasa banget bumbunya. Tambah sate ati jadi Rp8 ribu saja seporsi. Yang ini sebenernya nggak ada di itinerary, cuma karena mendadak kelaparan aja.

Dari depan Taman Topi kita naik angkot nomor 02 ke Kebun Raya Bogor. Niatnya sih mau jadi guide buat suami yang belum pernah ke sini. Eeee ternyata malah nyasar gara-gara masuknya bukan dari main gate, wakakak. Tiket masuk untuk dewasa Rp15 ribu, itu kayaknya harga kalau weekend, kalau hari biasa mungkin lebih murah kali ya.

Senyasar-nyasarnya di sini sih masih enak, adem dan sejuk di mana-mana. E tapi agak panas juga ding, soalnya kita nyampe sini udah jam 10an. Daripada makin nyasar, kita duduk-duduk aja di depan kolam. Ngeyup.



KRB


Udah puas duduk-duduknya, sempetin bentar buat jalan-jalan. Niatnya sih mau nyari jembatan gantung. Udah nunjuk-nunjuk arah dengan sotoynya, dulu perasaan di sini deh, dari sini ke sana, ke sini, abis itu ke situ. Dan tetep nggak ketemu, hahah. Udah deh jadinya cuma jalan-jalan nggak tentu arah. Mau ikutan mobil yang keliling itu, eee kata mba-mba penjaganya mau tutup dulu karena mereka mau ada acara. Mau sewa sepeda, sama aja mau tutup juga. Padahal seru juga kayaknya kalau bisa keliling Kebun Raya pakai sepeda (biaya sewa sepeda Rp10 ribu/orang).

Yaudah deh, karena udah makin siang juga, jadi kita putuskan untuk udahan aja di sininya. Nah pas mau keluar, ngikngok, baru deh nemu main gatenya. 


KRB_gate
main gate dengan penampakan
Dan di deket main gate itu ada peta Kebun Rayanya, gede banget. Untuk selanjutnya kayaknya kalau ke sini lagi mending baca dulu petanya baik-baik, biar nggak nyasar-nyasar tak tentu arah. 


map

Catatan (lagi) kalau mau ke Kebun Raya lagi:
1. bawa medicated ointment kayak zambuk atau semacamnya, buat antisipasi siapa tau kena gigitan serangga
2. bawa minuman secukupnya, soalnya kalau di dalam harganya bisa berlipat-lipat, hehe
3. bawa alas duduk bila perlu, in case rumputnya lembab. Di dalam ada sih yang jual, Rp10 ribu per lembar
4. berangkat lebih pagi, biar ga kepanasan dan bisa sepedaan
5. bawa kamera buat ambil gambar, siapa tau hasilnya lebih oke dibanding jepretan hp
6. baca peta dulu sebelum keliling

Keluar dari Kebun Raya pas adzan dzuhur, kita langsung nyari angkot 08A dari depan Kebun Raya ke Taman Kencana, tujuan kita makan siang dan numpang sholat di Macaroni Panggang. Beberapa kali ke sini, malah belum pernah nyobain macaroninya, soalnya tiap ke sini sebelumnya selalu makan lasagna.


penampakan macaroni panggang dan shrimp rissoles yang sudah dimutilasi (so sorry for the bad pic)

Karena suami nggak terlalu suka pasta, makanya saya cuma pesan macaroni panggang special ukuran kecil, untuk dimakan sendiri aja, itupun hampir nggak habis. Somehow ada aroma kayak sangit gitu di macaroninya, nggak tau emang aslinya gitu apa nggak sih. Untuk suami, saya pilihkan shrimp rissoles yang ternyata ukurannya hampir sama dengan tangan saya. Dan sejujurnya saya lebih suka risollesnya dibading si macaroni, hehe. Selesai makan, pas mau bayar di kasir ternyata ada juga brownies panggang, bungkus satu deh buat tetangga.

Oke, sudah makan, sudah kenyang, saatnya ngejar kereta. Dari Taman Kencana kita jalan turun ke bawah, kalau dari pintu keluarnya Macaroni Panggang nengok kanan, langsung perempatan kan ya, nah dari perempatan itu ambil kiri, terus jalan aja sampe mentok nemu jalan raya, nyebrang, naik angkot nomor 03 ke stasiun. Alhamdulillah, setelah lari-larian masih dapet kereta jam 2 kurang. 

Besok kita ke mana lagi ya?


MP









Wednesday, October 16, 2013

Furniture Redo: TV Cabinet (Part 2)

Hi! Hari ini saya mau pamer hasil kerja kita selama libur panjang kemarin ni, hehe. Masih lanjutan dari project sebelumnya, dandanin rak TV tua murahan biar cantikan dikit.

Setelah sebelumnya suami berhasil menyelesaikan hal cat-mengecatnya, kemarin giliran saya untuk nambahin finishing touch biar makin shine bright like a diamond. Tsaaah, bahasanya sok gaya.

Dan inilah penampakan rak TV kita setelah di-makeover. Taadaa!







Buat merefresh, ini penampakan si rak TV sebelum di-makeover. Sebenernya sih belum ada masalah fisik yang  berarti, belum rusak-rusak amat juga. Tapi ya gitu, bosen aja, dari yang hidup masih sendiri di kosan, sampe yang udah ditemenin suami di rumah, kalau nonton TV yang dilihat yang ginian melulu. Mau beli baru, belum ada budgetnya, hehehe. 





Yang paling saya suka dari hasil makeover ini, pertama warna rangkanya yang putih bersih, lebih enak aja dilihat. Kedua, motif bunganya, oooh so lovely! Hasil akhirnya, rak TV tua murahan kita jadi terlihat lebih fresh, dan somehow makin matching aja sama ruangan kita. 

Motif bunganya bikin jatuh cinta pada pandangan pertama




Kita puas banget sama hasilnya, not so bad lah ya untuk ukuran redo yang nggak pake acara mahal, hehehe. Investasi terbesar kita untuk project kali ini adalah tenaga dan waktu. Untuk alat dan bahan sih nggak terlalu nguras kantong. Kalau diitung-itung, untuk project redo kali ini kita ngeluarin duit sekitar seratus ribuan rupiah saja. Jadi tetep bisa jajan, hoho, the power of DIY *biggrin

Rincian Budget:
- Dulux V-Gloss in White Doff, Rp 46.500 (sisa 3/4 kaleng)
- Thinner Impala, Rp 20.000 (sisa 3/4 kaleng)
- Kuas cat kecil (bahan serat sintetis), Rp 3.500 
- Sponge brush, Rp 19.500
- Kertas kado Rp 15.000 (3x@Rp 5.000)
- Lem PVAc, sudah punya
Total yang kita keluarkan: Rp 104.500 

Itu kalau diitung-itung lagi, pengeluaran aktual kita paling-paling cuma sekitar lima puluh ribuan atau separonya aja, dengan memperhitungkan nilai bahan-bahan yang masih tersisa ya, hihihi.

Happy Wednesday all! 









Thursday, October 10, 2013

Furniture Redo: TV Cabinet (Part 1)

Last Sunday, my hubby and I decided to give a new life to our inexpensive old TV cabinet (if it could be named like that). Well, I bought it for Rp100.000 more than four years ago, and I bet it’s made from second grade material. Surprisingly it has a long life, and I wonder to see it without any serious damage.




Meanwhile, I concerned about its not-so-good appearance. I thought that giving new life to that poor low-end TV cabinet, was such a good idea.

We planned to give it new color, a brighter one, so that it would be look younger.  Since we’re newbie on furniture redo, we chose to started it with a neutral color like white, and Dulux V-Glossy in White doff was our choice.


(via www.dulux.co.id)

We started to paint the cabinet, and it takes a few times. Thanks to the sponge brush. It's great to finish this job (we used it to apply the second layer of this painting project). It brought a smoother effect to the surface, and even did it faster.

Though we didn't finished it yet, the cabinet has a better looking now, that it looks a little fresher. To accomplish this project, I think it'll be great if we attach something patterny on the tray, in order to make it a little bit prettier.

So, this is the comparison, 



We are so excited to finish this redo project, and I can't wait to share the finished project. Yippie!











Wednesday, October 9, 2013

Weekend to Do List

Weekend waktunya bermalas-malasan? Bisa jadi sih. Tapi dengan usia yang semakin menua, apa nggak ada sesuatu yang lebih berharga untuk dilakukan dibanding cuma duduk atau tiduran di depan layar kaca {ini ceritanya curcol pengalaman pribadinya} Iya sih, selalu ada pembenaran untuk malas-malasan, misalnya: kan udah kerja lima hari dalam seminggu, berangkat pagi pulang malam, sabtu-minggu ya waktunya memanjakan diri dong, malas-malasan, tidur-tiduran, blaaa blaaa bliii bliii bluuu blee blooo {ini versi saya}.

Tapi waktu nggak bisa diputer ulang kan? Daripada cuma bangun tidur-makan-nonton tv-leyeh2-tidur lagi-makan lagi-tidur lagi, kenapa nggak mulai memanfaatkannya untuk sesuatu yang lebih produktif? Menghabiskan quality time bersama keluarga tercinta nggak harus cuma gitu-gitu aja kan?

Nah, demi biar bisa memanfaatkan quality time yang cuma dua hari dalam seminggu itu, saya mencoba bikin semacam to do list untuk weekend. Rencananya nanti setelah diprint, dipasang di frame, terus ditempel di tembok, buat lucu-lucuan aja sih, tapi semoga nantinya bisa jadi semacam reminder, siapa tau sukur-sukur waktunya jadi lebih bermanfaat. 

Feel free to download this very first free printable from me :)

to-do-list
(click here to download this free weekend to do list printable)

Nyapu halaman (sebenarnya sih jalan di depan rumah yang pura-puranya halaman, soalnya kita nggak punya halaman, hehe) jadi agenda mingguan soalnya tetangga kita itu kebetulan baik hati banget, tiap buka pintu, jalanan depan rumah kita itu biasanya udah bersih aja, sekalian disapuin. Mungkin karena tau kita ini pemalas berangkat pagi pulang malam, terus kasian gitu, terus berbaik hati nyapuin. Nah biar nggak terlalu merasa berdosa, biasanya kalau weekend suami nyapuin itu jalanan di depan rumah pagi-pagi abis subuh (subuhnya versi kita ya)

Gardening, sebenernya bukan gardening beneran sih, cuma nyiram tanaman ala kadarnya, bersih-bersihin pot, gitu-gitu aja kali ya. Targetnya, paling nggak, nggak ada lagi tanaman yang mati. Atau apes-apesnya kalau mati ya jangan seminggu sekali juga dong.

Kalau ke pasar memang sudah jadi agenda rutin kita tiap sabtu atau minggu. Kebetulan pasarnya nggak jauh dari rumah, jadi kita bisa belanja sayur segar dengan harga yang lebih murah.  Udah beli sayurnya, tinggal masaknya. Ini juga hampir bisa dikatakan agenda rutin kita di hari sabtu-minggu, meski belum rutin juga sih, soalnya kalau lagi kumat malesnya ya nggak mau masak. Tapi, masak nggak masak yang penting makan. Itu semboyan kita. Jadi kalau nggak masak opsinya kalau nggak jajan ya pura-pura namu, hahahah.

Terakhir, tapi ini menurut saya yang paling penting, have fun sama suami. Ngapain kek, nggak melulu harus jalan-jalan ke mal atau kemana. Kadang cuma jalan berdua aja ke taman, yang  penting bisa me-refresh pikiran kita setelah seminggu kerja. Bisa jadi kadang malah kita cuma di rumah aja, nukang bareng, benerin atau bikin apa gitu. Saat-saat seperti inilah yang menurut saya adalah precious moment.






Tuesday, October 1, 2013

DIY: Bow Accent Cushion

Weekend kemarin saya bikin bantal lagi, hehe. Tapi yang ini buat kado teman, bukan buat sendiri. Sebenarnya, teman saya ini naksir berat sama sprocket pillow yang emang suka keleleran di karpet depan tv di rumah. Tapi karena si pattern sprocket pillow nyelip entah ke mana, dan mengingat keterbatasan waktu yang saya punya, jadi ya terpaksa saya bikin bantal yang gampang aja. Pede ga pede sih ngasihnya. Tapi alhamdulillah yang dikasih pura-pura senang, hahahah.




DIY cushion for my bestie :)
Bikinnya ga terlalu sulit, tekniknya masih pakai teknik yang dasar banget, tinggal jahit-jahit lurus aja, maklum masih beginner. Untuk isian bantal saya pakai dakron silikon, biar lebih empuk dan lembut, terus nggak gampang kempes. Yang agak jadi PR itu pas bagian masukin dakron ini ke bantalnya, karena kalau nggak pas bentuknya jadi aneh banget, kayak benjol-benjol gitu. Tapi nggak papa lah ya, biar hasilnya belum rapi, yang penting jadi. Selesai! Tinggal bungkus. 

Oiya, karena stok kertas kado lagi habis, dan karena kayaknya susah bungkus bantal segede ini pakai kertas, saya putuskan pakai tile aja bungkusnya, diikat pakai renda. Maksud hati sih biar terlihat eksklusif, tapi kayaknya nggak terlaku sukses ya, hoho.


P.S.: pengen bikin tutorialnya, semoga bisa secepatnya direalisasikan :D







Friday, September 20, 2013

DIY: Recycling Cream Soup Cup

Untuk mem-follow up ide saya kemarin, akhirnya nggak pake nunggu sampai weekend saya langsung melakukan eksekusi. Rekor. 

Tumben jeda antara ide sama eksekusi cepet? Iya, soalnya kemarin ini ada konspirasi alam sih kayaknya. Di kantor kemarin kita delivery K*C. Terus karena ada yang mesen cream soup, sumpah itu baunya enak banget, jadi pengen. Ok, back to topic ya, intinya adalah, pas ngliat cream soup cup itu langsung jatuh cinta, rasa-rasanya langsung pengen nyomot itu cup. Karena bentuknya yang mirip pot di rumah, tapi lebih kecil, jadi kayaknya cocok buat eksperimen dulu. 


si penggoda

Oiya, karena kemaren sampe rumah udah malem, jadi versi eksperimen ini masih dibuat seadanya, dengan bahan yang seadanya aja di rumah, dan belum totally done. Beberapa penyesuaiannya:
- Pot bekas diganti cup bekas cream soup K*C, 
- Cat diganti kain


persiapan seadanya

Sayangnya, karena terlalu asik ngerjain ini, saya lupa untuk ambil gambar step by stepnya. Pengerjaannya sih pada dasarnya sama kayak ide awalnya, cuma materialnya aja yang diganti. Semoga nanti saya dapat hidayah untuk bikin lagi, terus bikin tutorialnya juga ya. 

Daaaaan setelah berkutat sekitar tiga jam, Tada! Jadilah flower bucket jadi-jadian ini.

masih belum jadi

Lumayan lah, cukup puas sama hasilnya, meskipun belum oke-oke banget. Semoga nanti kalau bikin lagi bisa lebih rapi, heheh. Oiya, yang paling jadi PR adalah bikin bunga-bungaannya. Luamaaaa dan cukup bikin tangan jadi keriting. Itu bunga-bungaannya baru bisa nutup sekitar seperlima dari total permukaan bola-bola dakronnya *doooh. Tapi tetep asik sih bikinnya. Bikin yuk ;)


Note: Maafkan atas keterbatasan gambarnya, cuma pake kamera hp seadanya. Kalau mau nyela, nyumbang kamera dulu ya, hahahah ;p