Friday, April 25, 2014

Jogja: Sepenggal Jalan

Mei sebentar lagi
Banyak tanggal merah menanti
Ke mana kita pergi?

Kalau mau liburan seru merah meriah, ke Jogja aja! Makanannya enak-enak, tempat wisatanya banyak, living costnya nggak bikin kantong berdarah-darah. 

Mumpung masih banyak waktu, matangkan dulu rencananya. Kalau dari Jakarta, yang paling gampang bisa dengan pesawat atau kereta, bus juga ada. Hehe, semua sudah tau lah ya. Untuk pemesanan tiket kereta online langsung saja ke sini. Untuk tiket pesawat bisa cek di website masing-masing maskapai ya, hehe.

Kalau ke Jogja, yang paling kudu wajib dilakukan itu foto-foto di bawah tulisan "Malioboro". Tujuannya cuma satu: biar disangka turis beneran, hahah.







Jangan lupa, nikmati jalan-jalan di sepanjang Malioboro. Di kiri-kanan, dari stasiun Jogja sampai Pasar Beringharjo itu banyak banget pedagang kaki lima yang menawarkan barang-barang unik dengan harga menarik. Konon, trik sukses belanja di sini adalah: mulailah menawar sepertiga dari harganya! Afgan. Berani coba?

Kalau nggak punya nyali nawar kayak saya, mending kita jalan-jalan naik becak aja. Bisa sampai alun-alun, sampai sentra gudeg, atau malah sampai pabrik bakpia.




Di sini, pengguna jalan dari 'kasta' apapun bisa hidup berdampingan di jalan dengan damai. Nggak ada berisik-berisik klakson pengendara yang nggak sabaran. Well, ada sih, tapi nggak seheboh di Jakarta yang kebanyakan orang-orangnya hidup dalam ke-terburu-an. Di sini, jalan rasanya lebih selow, begitu pula hidup.





Bahkan, kita bisa jalan berdampingan dengan kuda seperti ini. Di jalan ini, kita semua satu level :D




Sekarang kita sampai di depan Pasar Beringharjo. Oke, perjalanan selesai, habis batre soalnya, hehe.



Jangan sedih dulu. Semua informasi tentang Jogja bisa kita dapat cuma-cuma di sini! Kalau masih kurang lengkap, masih mau cari-cari referensi atau review soal tempat wisata atau tempat makan, sudah banyak blogger yang nulis soal Jogja. Tinggal googling dengan keyword 'wisata jogja' dan cuuuus, tinggal pilih mana yang mau dibaca.


Selamat nyiapin liburan (bagi yang merayakan)





Thursday, April 17, 2014

Tutorial: Jahit Rok Sendiri Yuk!

Punya kebiasaan ngiler tiap lihat bahan yang motifnya cantik-cantik itu sesungguhnya suatu siksaan berkepanjangan. Kalau udah ngiler, nggak bisa move on, jadinya ya terpaksa dibungkus bawa pulang. Dan, sekarang, bahan-bahan itu numpuk tapi nggak pernah tersentuh. Omaigad!

Oke, oke, tumpukannya harus segera dikurangi kalau nggak mau disindir suami. Hihihi. Dan, bimsalabim! Satu bahan berubah wujud jadi rok panjang, cuma perlu waktu kurang dari dua jam. Bisa ngeceng deh (bahasanya jadul banget).


Kebetulan ternyata punya atasan yang warnanya cocok sama roknya. Begitu jadi, langsung deh dipakai jalan-jalan. I heart fuschia! Yuk mari yang stok bahannya numpuk bisa dicoba dibikin. Make it yourself ;)







Untuk membuat rok super simple ini, siapkan dulu bahannya ya:
1.Bahan/kain
2. Karet ban, panjang ± 2/3 ukuran pinggang
3. Benang sesuai warna bahan


Step by stepnya:
1. Potong bahan dengan ukuran panjang ± 2 meter (standar ukuran S/M. Untuk yang ukuran badannya lebih besar bisa ditambah lagi ya). Untuk lebarnya, disesuaikan dengan panjang rok yang kita inginkan ditambah ± 6 cm untuk lipatan jahitan (kampuh).

2.Obras mengelilingi pinggiran bahan




3. Ambil ± 3 cm pada sisi terpanjang bahan, lalu lipat ke arah dalam (wrong side). Jahit sepanjang kedua lipatan tersebut. Kurang lebih seperti ini:



4. Pada salah satu lipatan yang akan jadi bagian atas rok, masukkan karet ban (saya biasa pakai peniti untuk memudahkan). Satukan bagian ujung-ujung karet, jahit. Ratakan kerutannya.

5. Sekarang kita akan jahit sisi samping rok. Pertemukan bagian kiri dan kanan (sisi luar bahan saling berhadapan), lipat dan jahit.


Bum! Jadi deh. Super gampang kan? Percayalah, di dunia nyata, bikin rok ini jauh lebih gampang daripada membaca tutorial yang aneh ini, hehe. Maapkeun, susah ternyata mendeskripsikan langkah-langkah menjahit jadi rangkaian kalimat.


Anggap saja ini semacam tutorial sederahana ya, enjoy :) 
Selamat berkreasi!


Tuesday, April 8, 2014

Si Merah Menggoda: Jus Buah Bit

Apa yang merah, cantik, segar, sehat, dan menggoda? Bukan, bukan Angelina Jolie pake baju merah. Megawati lagi kampanye? Bukan juga.

Ini dia jawabannya



Yak, jus buah bit yang segar dan sehat. Yuuum!

Langsung saja ya, untuk versi di atas, ini resepnya:
  • 1 buah bit merah (saya pakai ukuran sedang)
  • 1 buah apel royal gala (cuma itu yang ada di kulkas)
  • madu secukupnya (opsional)
  • perasan jeruk lemon
Prosesnya:
1. Cuci buah bit, buang bagian ujung-ujungnya, lalu potong-potong kecil
2. Cuci buah apel, potong-potong kecil,
3. Masukkan potongan buah apel dan buah bit ke dalam blender
4. Tambahkan madu dan perasan jeruk lemon
5. Tambahkan sedikit air dingin, ditambah es batu dikit juga boleh.
6. Blend 
7. Saring terlebih dahulu sebelum dituang ke gelas
8. Voila! jusnya bisa langsung diminum. yuuuum.

Bikin jus sendiri memang lebih ribet dibanding minum jus dalam kemasan yang banyak beredar di pasaran. Tapi, saya percaya jus buatan sendiri jauh lebih sehat dari jus kemasan. Paling tidak, kita tidak menambahkan bahan pengawet dan pemanis buatan di jus buatan kita kan? Selain itu, pastinya kita juga tau kualitas bahan-bahan yang kita pakai, kita bisa pilih bahan yang bener-bener fresh. Ribetnya sebanding sama manfaat yang kita dapat kan? Ya nggak sih?

Buat penggemar warna merah, masih banyak kombinasi resep jus buah bit lainnya yang wajib dicoba. Semua sehat, semua bermanfaat. Silakan dilihat-lihat :)

(via)

(via)

(via)


(via)


Yang merah memang selalu menggoda kan? Selamat mencoba resepnya ya ;)

Salam sehat,



Wednesday, April 2, 2014

Very First Patchwork

Halo halo halo hai! 

Dengan muka tembok, saya beranikan diri nulis lagi di sini. Ke mana aja sebulanan ini? Nggak kemana-mana sih. Ngapain aja? nggak ngapa-ngapain juga sih. Terus? Ya biasa, kesibukan di dunia nyata mengalihkan perhatian saya dari dunia maya. Weeeek, ngeles.

Oiya, sekalian mau bayar utang. Kayaknya di postingan sebelumnya pernah bilang mau kasih liat hasil eksperimen. Meskipun nggak sukses ya, hehe. 

Bayangan awalnya dulu, mau bikin yang seukuran pashmina. Tapi ternyata, kerjaan nyambung-nyambungin potongan-potongan kain ini nggak segampang yang saya bayangkan. Harus telaten. Ditambah lagi, pas motong-motong kain jadi kecil-kecil, ukurannya harus benar-benar presisi sampai skala milimeter! Dengan segala keterbatasan yang saya punya, voila, this is it! Pashmina patchwork wanna be ala jeng nita :D




Ya, seenggak-enggaknya masih ada bentuknya, nggak kayak amoeba. Malah susah kali ya, bikin yang bentuknya kayak amoeba. Pertama kali dibawa ke kantor, banyak yang gagal mendeskripsikan ini benda apa. Ada yang bilang ini popok. Ada yang bilang bedong. Ada yang bilang perlak bayi. Ada yang sama sekali nggak punya ide. Hehehe.

Harap maklum, dari ide awal bikin seukuran pashmina, realisasi ukuran panjangnya cuma jadi sekitar 3/4nya. Terus, mungkin karena pemilihan warnanya yang terlalu soft, identik sama warna-warna barang tetek bengeknya new born baby. Ditambah lagi, pemakaian bahan minky buat lapisan sebaliknya, yang memang biasa dipakai buat bahan perlengkapan bayi. Hihi.

Tapi, tetep kok, masih ada penggemarnya. Hahaha *ketawacongkak. Di hari keduanya disampirin di kursi kerja udah ada yang nyulik aja. Tau-tau udah dibawa pulang, seminggu lebih baru balik. Wakakak. Bahkan itu belom sempet diambil gambarnya! Akhirnya setelah ngemis-ngemis ke penculiknya dibalikin sih. Gambar di atas itu adalah gambar fresh from londrian penculik. Nggak mau melewatkan kesempatan, begitu dibalikin langsung dipotoin, siapa tau diculik lagi nanti, hihi. 


Selamat apa saja semua!